Powered By Blogger

Rabu, 09 November 2011

PSIKOTES IST


Berikut adalah psikotes yang sering digunakan oleh banyak perusahaan multinasional dan BUMN sebagai pengukuran tingkat intelegensi (IST) untuk seleksi rekrutmen kandidat karyawan. Ada 9 (sembilan) sub tes yang harus Anda selesaikan dalam waktu yang telah disediakan. Mari kita lihat apa saja tes tersebut.

Sub test 1 : Tes Pengetahuan Umum
Soal-soal 01 – 20 terdiri atas kalimat-kalimat.
Pada setiap kalimat satu kata hilang dan disediakan 5 (lima) kata pilihan sebagai jawabannya.
Pilihlah kata yang tepat yang dapat menyempurnakan kalimat itu !
Contoh :
Seekor kuda mempunyai kesamaan terbanyak dengan seekor …………..
A. kucing B. bajing C. keledai D. lembu E. anjing
Jawaban yang benar adalah : C. keledai
Oleh karena itu pada kertas jawaban, pilih jawaban C. keledai
Contoh berikutnya :
Lawannya “harapan” adalah…………..
A. duka B. putus asa C. sengsara D. cinta E. benci
Jawaban yang benar adalah : B. putus asa
Oleh karena itu pada kertas jawaban, pilih jawaban B. Putus Asa

Sub test 2 : Tes Kesamaan Kata
Ditentukan lima kata.
Pada 4 dari 5 kata itu terdapat suatu kesamaan.
Carilah satu kata yang tidak memiliki kesamaan dengan keempat kata yang lain.
Contoh:
A. meja
B. kursi
C. burung
D. lemari
E. tempat tidur
Meja, kursi, lemari, dan tempat tidur adalah perabot rumah, sedangkan “burung” bukanlah perabot rumah yang tidak memiliki kesamaan dengan keempat kata yang lain.
Jawaban yang benar adalah : burung
Oleh karena itu pada kertas jawaban, pilih jawaban C. burung
Contoh berikutnya:
A. duduk
B. berbaring
C. berdiri
D. berjalan
E. berjongkok
Pada duduk, berbaring, berdiri dan berjongkok adalah yang orang berada dalam keadaan tidak bergerak, sedangkan “berjalan” orang berada dalam keadaan bergerak.
Jawaban yang benar adalah : berjalan
Oleh karena itu pada kertas jawaban, pilih jawaban D. berjalan

Sub test 3 : Tes Hubungan Kata
Ditentukan tiga kata.
Antara kata pertama dan kata kedua terdapat suatu hubungan tertentu.
Antara kata ketiga dan salah satu kata di antara kelima kata pilihan, harus pula terdapat hubungan yang sama.
Carilah kata itu.
Contoh:
Hutan : pohon = tembok : ?
A. batu bata
B. rumah
C. semen
D. putih
E. dinding
Hubungan antara hutan dan pohon adalah bahwa hutan terdiri atas pohon-pohon, maka hubungan antara tembok dan salah satu kata pilihan adalah bahwa tembok terdiri atas batu bata.
Jawaban yang benar adalah : batu bata
Oleh karena itu pada kertas jawaban, pilih jawaban A. batu bata.
Contoh berikutnya:
Gelap : terang = basah : ?
A. hujan
B. hari
C. lembab
D. angin
E. kering
Gelap adalah lawan kata dari terang, maka untuk basah lawan katanya adalah kering.
Jawaban yang benar adalah : kering
Oleh karena itu pada kertas jawaban, pilih jawaban A. kering

Sub test 4 : Tes Pengertian Kata
Ditentukan dua kata.
Carilah satu perkataan yang meliputi pengertian kedua kata tadi.
Tulislah perkataan itu pada kotak yang telah disediakan.
Contoh:
Ayam – itik
Kata “unggas” dapat meliputi pengertian kedua kata tersebut.
Oleh karena itu pada isian yang telah disediakan tulis kata “unggas”.
Contoh berikutnya :
Gaun – celana
Kata “pakaian” dapat meliputi pengertian kedua kata tersebut.
Oleh karena itu pada isian yang telah disediakan tulis kata “pakaian”.

Sub test 5 : Tes Aritmatika
Test berikutnya adalah soal-soal hitungan.
Contoh:
Sebatang pensil harganya 25 rupiah. Berapakah harga 3 batang ?
Jawabannya adalah : 75
Cara menjawabnya adalah dengan memilih angka jawaban.
0   1   2   3   4   5 6   7 8   9
Contoh lain:
Dengan sepeda, Husin dapat menempuh 15 km dalam waktu 1 jam. Berapa km-kah yang dapat ia tempuh dalam waktu 4 jam ?
Jawabannya adalah : 60
Cara menjawabnya adalah dengan memilih angka jawaban.
0 1   2   3   4   5   6 7   8   9

Sub test 6 : Tes Deret Angka
Pada test berikut akan diberikan deret angka.
Setiap deret tersusun menurut suatu pola tertentu dan dapat dilanjutkan menurut pola tersebut.
Carilah angka berikutnya untuk setiap deret, dan tulis jawaban saudara pada kotak yang telah disediakan.
Contoh:
2   4   6   8   10   12   14   ?
Pada deret ini angka berikutnya selalu didapat jika angka didepannya ditambah dengan 2.
Jawabannya adalah : 16
Tulis jawaban pada titik-titik yang disediakan.
Contoh berikutnya:
9   7   10   8   11   9   12  ?
Pada deret ini polanya berganti-ganti harus dikurangi dengan 2 dan setelah itu ditambah dengan 3.
Jawabannya adalah : 10
Tulis jawaban pada titik-titik yang disediakan.

Subtest 7 – Tes Potongan Gambar
Pada test berikutnya, setiap soal memperlihatkan sesuatu bentuk tertentu yang terpotong menjadi beberapa bagian.
Carilah diantara bentuk-bentuk yang terdapat dalam pilihan (a, b, c, d, e), suatu bentuk yang dapat dibangun dengan cara menyusun potongan-potongan yang terdapat dalam soal.

Jika potongan-potongan pada contoh di atas disusun (digabungkan), maka akan menghasilkan bentuk B.
Oleh karena itu, pada kertas jawaban pilih jawaban “B”.

Subtest 8 – Tes Kemampuang Ruang
Terdapat sebuah kubus dengan tanda yang terlihat pada ketiga sisi nya. Kubus tersebut dapat diputar, dapat digulingkan atau dapat diputar dan digulingkan dalam pikiran saudara.
Carilah 1 (satu) dari 5 (lima) pilihan kubus yang memiliki tanda yang sama dengan kubus yang terdapat pada soal.



Contoh ini memperlihatkan kubus E dengan kedudukan yang berbeda.
Mendapatkannya adalah dengan cara memutar ke kanan dua kali kemudian digulingkan ke depan sekali, sehingga sisi kubus yang bertanda dua segiempat hitam terletak di depan dan tanda titik terletak di sudut kanan atas, seperti kubus E.
Oleh karena itu, pilih jawaban “E”.

Sub test 9 : Tes Menghafal Cepat
Anda akan diberikan secarik kertas mengenai kata-kata yang perlu saudara hafalkan dalam waktu 3 menit.
Setelah 3 menit, kertas tersebut akan diambil kembali oleh pengawas.
Yaitu seperti contoh :
BUNGA : melati, kamboja, lavender, anggrek, bougenville
PERKAKAS : gergaji, pisau, dongkrak, tang, obeng
BUAH : ceremai, strawberry, rambutan, zaitun, nenas
NEGARA : indonesia, ekuador, filipina, honduras, vietnam
KOTA : quebec, ujung pandang, wamena, yogyakarta,  jepara
Contoh :
Kata yang mempunyai huruf permulaan Q adalah suatu……………
A. bunga B. perkakas C. buah D. negara E. kota
Quebec adalah termasuk dalam jenis Kota, sehingga jawaban yang benar adalah Kota.
Oleh karena itu pilih jawaban E. Kota.
Contoh berikutnya:
Kata yang mempunyai huruf permulaan R adalah suatu……………
A. bunga B. perkakas C. buah D. negara E. kota
Rambutan adalah termasuk dalam jenis Buah, sehingga jawaban yang benar adalah Buah.
Oleh karena itu pilih jawaban C. Buah.





Senin, 31 Oktober 2011

Menejemen Perawatan

Download Artikel
                  PDF Menejemen Perawatan
  Perawatan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan perlakuannya dalam suatu pabrik atau perusahaan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai perawatan.
1. Pengertian perawatan (Maintenance)
            Maintenance (merawat, menjaga, memelihara) adalah kombinasi dari manajemen, keuangan, perekayasaan dan kegiatan lain yang diterapkan bagi asset fisik untuk mndapatkan biaya siklus hidup ekonomis; hal yang berhubungan dengan spesifikasi dan rancangan untuk keandalan serta mampu-peliharaan pabrik, mesin-mesin, peralatan, bangunan, struktur, dengan instalasinya, pengetesan, pemeliharaan, modifikasi dan penggantian dan dengan umpan balik untuk rancangan, untuk kerja dan biaya.
            Masalah perawatan mempunyai kaitan erat dengan tindakan pencegahan dan perbaikan. Tindakan tersebut dapat berupa:
·         Pemeriksaan (Inspection), yaitu tindakan yang ditunjukkan untuk sistem atau mesin untuk mengetahui apakah sistem berada pada kondisi yang diinginkan.
·         Service, yaitu tindakan yang bertujuan untuk menjaga suatu sistem atau mesin uang biasanya telah diatur dalam buku petunjuk pemakain mesin.
·         Penggantian komponen, yaitu tindakan penggantian komponen-komponen yang rusak atau tidak memenuhi kondisi yang diinginkan. Kondisi ini mungkin dilakukan secara mendadak atau dengan perencanaan pencegahan terlebih dahulu.
·         Overhaul, yaitu tindakan besar-besaran yang biasanya dilakukan pada periode tertentu.
Permasalahan perawatan umumnya didekati dengan model matematis yang merepresentasikan permasalahan tersebut. Dengan pendekatan ini diharapkan pengambilan keputusan dalam permasalahan perawatan akan dapat mengurangi proporsi pertimbangn yang subyektif.
2. Tujuan Perawatan
            Tujuan perawatan atau maintenance yang utama adalah sebagai berikut
  • Untuk memperpanjang usia kegunaan asset yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya.
  • Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return on investment) semaksimum mungkin
  • Untuk menjamin ketersediaan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadaman, kebakaran dan penyelamatan, dan lain-lain.
  • Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut
  • Untuk menjamin kontinuitas dari kualitas.
3. Factor yang mendukung kegiatan perawatan
Kegiatan perawatan dapat dilakukan dengan efektif, jika factor-faktor yang mendukungnya terpenuhi, yaitu:
  • Adanya ketersediaan komponen pengganti (spare part) pada saat yang dibutuhkan. Persediaan komponen diperlukan baik untuk perawatan, pencegahan, ataupun perawatan perbaikan.
  • Adanya pedjadwalan untuk aktifitas perawatan.
  • Tesedianya biaya perawatan yang sesuai dengan kondisi yang ada.
  • Adanya tenaga pelaksana perbaikan yang mempunyai ketrampilan yang memenuhi syarat
  • Tersedia prasarana fasilitas perawatan yang memadai.
3. Macam-Macam Perawatan
Dalam kegiatannya, perawatan (maintenance) dapat dibagi menjadi perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Klasifikasi jenis-jenis perawatan adalahsebagai berikut:

3.1  Preventive Maintenance ( PM )
Preventive maintenance adalah tindakan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala sesuai dengan anjuran pada Instruction Manual atau pengalaman manejemen maintenance terhadap equipment yang bersangkutan. Misalnya, penggantian oli yang dilakukan setiap 6 bulan atau penggantian grease setiap 8000 running hours, penggantian bucket gas turbine setiap 12000 running hours dst-nya. Contoh sederhana lainnya adalah kita setiap 2000 KM akan melakukan penggantian oli mesin mobil dan pada 10.000 KM ganti oli transmisi, dll, tanpa kita pernah memeriksa jangan-jangan olinya masih bagus. Sehingga bisa cukup sampai 3000 KM, atau malah jangan-jangan karena kondisi operasi dan lingkungan 2000 km kondisi oli sudah benar-benar jelek (ke basa-an sudah turun drastis, kekentalan naik, kontaminasi air, dll), sehingga seharusnya 1000 KM harus sudah ganti. Pertimbangan- pertimbangan itu tidak pernah diambil. Preventive maintenance hanya rutin fungsi waktu operasi saja.
Dalam manajeman maintenance, maka akan sangat baik bila semua aktifitas itu dapat direncanakan sebelumnya dengan matang sebelum dikerjakan. Preventive maintenance secara teratur, kadang tidak dapat mencegah pekerjaan maintenance, perbaikan secara mendadak (Emergency Work),  tanpa terencana akibat kerusakan mendadak dari mesin. Hal ini  karena Preventive maintenance hanya bekerja pada basis waktu tanpa pernah mengamati kondisi mesin. Emergency Work ini sangat dihindari karena membutuhkan biaya yang sangat besar (tenaga lembur, shutdown yang lama karena kurang spare part, tenaga ahli sedang cuti, waktu produksi terganggu lama, dll). Emergency ini harus dihindari, dan karena aktifitas rutin saja tidak bisa secara efektif mencegahnya maka diperlukan aktifitas pemantauan kondisi mesin untuk memprediksi kondisi mesin. Sehingga sebelum terjadi kerusakan, dapat dipersiapkan/direncanakan aktifitas antisipasinya. Sehingga itu menjadi aktifitas yang memang terencana (Planned Work), dengan demikian diharapkan waktu shutdown  bisa diminimalkan karena semuanya dipersiapkan dengan matang.
3.2 Predictive Maintenance (PdM)
Jika dilihat dari aktifitas perbaikannya Predictive Maintenance ( PdM ) adalah termasuk pekerjaan yang dikerjakan setelah melalui perencanaan dengan baik berdasar kondisi mesin  dan tidak semata-mata karena telah dijadwalkan ( planned but not scheduled ), dan dari sisi aktifitas perbaikan maka pm konservatif adalah aktifitas yang di eksekusi karena telah dischedulkan (planned and scheduled). maintenance yang baik tentu akan menurunkan jumlah emergency shutdown untuk repair dengan cara menaikkan repair pm dan repair pdm yang berarti kedua jenis aktifitas itu telah direncanakan.
            Inti dari PdM adalah pemantauan kondisi mesin (Condition Monitoring), hal ini  bisa berupa pemantauan getaran mesin, pemantauan kondisi oli, pemantauan parameter proses mesin, dll.  dalam kondisi normal, aktifitas pemantauan kondisi ini dapat dijadwalkan secara rutin seperti halnya kegiatan preventive maintenance (PM) rutin lainnya. Hal ini yang membuat kadang-kadang Predictive Maintenance (PdM) ini diletakkan di dalam Preventive Maintenance (PM). Periode aktifitas maintenance secara bersamaan dapat diatur sesuai kondisi mesin, jika kecenderungan kondisi mesin menuju kondisi yang lebih buruk, maka aktifitas maintenance secara bersamaan biasa diperseringkat sambil merencanakan waktu shutdown yang tepat untuk perbaikan  dengan mempertimbangkan faktor sumber daya manusia (SDM), beban produksi, ketersedian spare part, dll. Jadi dalam perkembangannya, Preventive Maintenance ini tidak lagi hanya merupakan suatu pekerjaan rutin (scheduled) tetapi pm adalah benar-benar aktifitas maintenance untuk mencegah terjadinya kerusakan mesin.
3.3 Korektif maintenance
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.  Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
Dalam literatur yang lain bentuk perawatan dapat dikelompokkan menjadi
Bentuk-bentuk Perawatan
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:
1. Availability
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.
2. Downtime
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
3. Check:
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility Register
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance management
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.
6. Maintenance Schedule
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance planning
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima.
10. User
Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner
Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.

13. Efisiensi:
 14. Trip
Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
15. Shut-in:
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
16. Shut-down:
Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.
Contoh perawatan pada AC mobil.
Berkendaraan Mobil akan terasa nyaman, jika penyejuk udara (AC) bekerja sempurna. Sudah menjadi suatu kebutuhan apalagi dikota besar seperti Jakarta kalau AC ngadat atau tak dingin, keadaan pun jadi serba salah kaca jendela kalau dibuka, masalah keamanan, debu dan asap kendaraan akan masuk, namun jika ditutup ruangan akan terasa panas dan pengap, gangguan pada AC biasanya lantaran kurang perawatan. Tips berikut ini dapat membantu Anda melakukan perawatan AC sendiri sebelum kondisi AC menjadi rusak berat:
  1. Jagalah selalu kebersihan kabin dari debu dan kotoran. Terutama karpet 2 lembar yang didepan karena akan tersedot kedalam evaporator (lembab) sehingga terjadi jamur dan spora sangat tidak baik buat kesehatan, dan menimbulkan bau yg tidak enak bila pertama kali AC dihidupkan.
  2. Saat mencuci mobil, buka kap mesinnya dan semprotkan air yang kencang pada bagian Condensor AC (yang bentuknya mirip radiator dan biasanya terletak didepan radiator) kotoran atau debu yang menempel bila dibiarkan akan mengeras bisa mengakibatkan korosi atau keropos sehingga menjadi bocor pada bagian kondensor.
  3. Memilih tempat parkir yang teduh jika parkir kendaraan dalam waktu yang cukup lama, Karena kalau di tempat panas biasanya pas pengemudi masuk, ruang dalam cukup panas dan mengakibatkan membutuhkan proses pendinginan yang lama. Selain itu beban pendinginan saat mobil berjalan pun ikut tinggi.
  4. Perisalah ExtraFan (kipas) yang didepan Condensor apakah hidup bila Ac dihidupkan. Bila tidak segera ganti, akan mengakibatkan Compressor rusak atau selang high press bisa meledak.
  5. Jangan merokok di dalam mobil karena asapnya bisa mengotori Evaporator nikotinnya yang lengket dan berlendir serta menimbulkan bau tak sedap dan susah hilang.
  6. Jangan memaksimalkan beban AC saat kendaraan melaju kencang dengan menurunkan temperaturnya.
  7. Sebelum menghidupkan mesin matikan AC terlebih dahulu, sesudah mesin stabil baru hidupkan AC. Begitupun sebaliknya, matikan AC terlebih dahulu bila mau matikan mesin.
  8. Jangan memakai pengharum wewangian yang mutunya kurang jelas, akan menimbulkan bau dan susah dibersihkan. Dan jangan memakai pengharum model colok ke grill sebab sering terjadi patah. (karena sebagian Grill susah dapat dibeli dipasaran).
  9. Kalau ada gejala yang tidak biasa seperti AC kurang dingin lebih baik segera ke bengkel specialist ac mobil, agar tidak terlanjur rusak yang mengakibatkan biaya tinggi.
Lakukan perawatan rutin AC. Sangat disarankan setahun sekali, yang perlu diganti Receiver Dryer, Oil Compressor, services Blower, Evaporator, kuras Condensor dan Freon. Perawatan rutin di samping memperpanjang fungsi Componen AC menjadi lebih lama, juga akan membuat udara segar yang berembus selalu segar.

Minggu, 30 Oktober 2011

Siklus Termodinamika


 Siklus termodinamika terdiri dari urutan operasi/proses termodinamika, yang berlangsung dengan urutan tertentu, dan kondisi awal diulangi pada akhir proses. Jika operasi atau proses dilukiskan pada diagram p-v, akan membentuk lintasan tertutup. Karena daerah dibawah setiap kurva merupakan kerja yang dilakukan, sehingga kerja netto dalam satu siklus diberikan oleh daerah yang ditutupi oleh lintasan, seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.

Gambar 1. Sebuah siklus termodinamika

 Pengetahuan mengenai siklus termodinamika adalah penting di dalam sistem pembangkit tenaga (seperti mesin bensin, diesel, turbin gas, dll). Mesin-mesin ini menggunakan campuran bahan bakar dan udara untuk operasinya. Karena massa bahan bakar yang digunakan sangat kecil bila dibandingkan dengan massa udara, sehingga campuran diasumsikan mengikuti sifat-sifat gas sempurna.
Catatan: Jika udara diasumsikan sebagai zat kerja di dalam silinder mesin, siklus disebut siklus udara.
Asumsi-asumsi pada siklus termodinamika
Analisis pada semua siklus termodinamika (atau siklus udara) didasarkan atas asumsi-asumsi:
1. Gas di dalam silinder mesin adalah gas sempurna, yaitu mengikuti hukum gas dan kalor spesifik konstan.
2. Konstanta fisika gas di dalam silinder mesin adalah sama dengan udara pada temperatur biasa.
3. Semua proses kompresi dan ekspansi adalah adiabatik, dan terjadi tanpa adanya gesekan internal.
4. Panas diberikan dengan adanya kontak antara gas panas dengan silinder pada tempat tertentu selama proses. Dengan cara yang sama panas dibuang dengan adanya kontak antara gas dingin dengan silinder pada tempat tertentu.
5. Siklus dianggap tertutup, dan udara yang sama digunakan kembali untuk mengulangi siklus.
6. Tidak ada reaksi kimia terjadi di dalam silinder mesin.

Klasifikasi Siklus Termodinamika
Siklus termodinamika, secara umum, bisa diklasifikasikan kedalam dua tipe:
1. Siklus reversibel,
2. Siklus irreversibel.

Siklus Reversibel
Sebuah proses, dimana perubahan dalam arah sebaliknya, akan membalik proses seutuhnya, dikenal dengan proses reversibel. Sebagai contoh, jika selama proses termodinamika dari keadaan 1 ke 2, kerja yang dilakukan oleh gas adalah W1-2, dan kalor yang diserap adalah Q1-2. Sekarang jika kerla dilakukan pada gas sebesar W1-2 dan mengeluarkan kalor sebesar Q1-2, kita akan membawa sistem kembali dari keadaan 2 ke 1, proses disebut reversibel.
Pada proses reversibel, seharusnya tidak ada kerugian panas karena gesekan, radiasi atau konduksi, dsb. Siklus akan reversibel jika semua proses yang membentuk siklus adalah reversibel. Maka pada siklus reversibel, kondisi awal dicapai kembali pada akhir siklus.

Siklus Ireversibel
Sebagaimana telah disebut di atas bahwa jika perubahan dalam arah sebaliknya, akan membalik proses seutuhnya disebut sebagai proses reversibel. Tetapi jika perubahan tidak membalik proses, maka disebut proses ireversibel. Pada proses ireversibel, terjadi kerugian panas karena gesekan, radiasi atau kondukDalam keadaan di lapangan, sebgai besar proses adalah ireversibel. Penyebab utma ireversibel adalah : (1) gesekan mekanik dan fluida, (2) ekspansi tak tertahan, (3) perpindahan panas dengan perbedaan temperatur tertentu. Lebih jauh, gesekan akan merubah kerja mekanik menjadi panas. Panas ini tidak bisa dirubah kembali dalam jumlah yang sama ke dalam kerja mekanik. Sehingga jika ada gesekan di dalam proses maka proses adalah ireversibel. Sebuah siklus adalah ireversibel jika ada proses ireversibel pada proses-proses pada siklus tersebut. Maka pada siklus ireversibel, kondisi awal tidak didapati pada akhir siklus.

Reversibilitas Proses Termodinamika
1. Isothermal dan Adiabatik
Perlu dicatat bahwa proses atau siklus penuh adalah hal yang ideal. Dalam keadaan sebenarnya, operasi isotermal atau adiabatik lengkap tidak dicapai. Namun demikian keadaan ini bisa diperkirakan. Alasan dari hal tersebut adalah tidak mungkin mentransfer kalor pada temperatur konstan pada operasi isotermal. Lebih jauh, adalah tidak mungkin membuiat silinder non-konduksi pada proses adiabatik. Pada keadaan sebenarnya, proses isotermal bisa dicapai jika proses begitu lambat sehingga kalor yang diserap atau dilepaskan pada laju dimana temperatur tetap konstan. Dengan cara yang sama, proses adiabatik bisa dicapai jika proses terjadi dengan sangat cepat sehingga tidak ada waktu bagi kalor untuk masuk atau meninggalkan gas.
Dengan pandangan tersebut, proses isotermal dan adiabatik dianggap sebagai proses reversibel.
2. Volume konstan, tekanan konstan dan pvn konstan
Kita tahu bahwa temperatur benda panas, yang memberikan panas, tetap konstan selama proses, temperatur zat kerja akan bervariasi ketika proses berlangsung. Dalam pandangan ini, ketiga operasi di atas adalah ireversibel. Tetapi hal ini bisa dibuat mendekati reversibilitas dengan memanipulasi temperatur benda panas bervariasi sehingga pada setiap tingkatan temperatur zat kerja tetap konstan.
Dalam hal ini, proses volume konstan, tekanan konstan dan pvn konstan dianggap sebagai proses reversibel.
3. Throttling
Proses ini adalah ireversibel, karena selalu ada kerugian kalor karena gesekan ketika zat kerja melewati orifis yang sempit.

Hubungan antara Siklus dan Mesin
Dalam pelajaran teori mesin kalor, diasumsikan bahwa fluida kerja digunakan berulang-ulang di dalam silinder. Kita sebut bahwa fluida melakukan satu siklus ketika fluida tersebut melalui berbagai proses yang berbeda dan kembali ke keadaan awal.
Namun fluida kerja pada mesin sebenarnya tidak mengalami siklus penuh, dan beroperasi pada siklus terbuka. Tetapi untuk kesederhaan analisis, kita mempelajarinya sebagai sebuah siklus tertutup (siklus ideal), dimana mendekati keadaan siklus terbuka.
Kerja Mesin Ideal 

Gambar 2. kerja mesin ideal

Mesin ideal bisa didefinisikan sebagai suatu peralatan yang menghasilkan kerja (yaitu tenaga) secara kontinyu dengan bantuan fluida kerja, dimana fluida kerja mengalami proses siklik. Hal ini dilakukan dengan bantuan piston dan silinder seperti ditunjukkan Gambar 2.
Pada umumnya, susunan piston dan silinder sebuah mesin ideal disusun oleh siklus dari proses-proses berikut:
1. Udara di silinder dipanaskan dengan bantuan sumber eksternal yang akan menaikkan temperatur dan tekanan udara tersebut.
2. Udara berekspansi karena tekanan dan temperatur yang lebih tinggi. Sebagai hasilnya, kerja dihasilkan oleh gas.
3. Udara kemudian membuang sebagian panas ke sumber eksternal. Kemudian udara kembali ke keadaan awal.
4. Udara kemudian di kompresi di dalam silinder. Untuk itu kerja dilakukan oleh udara.

Istilah-istilah Penting pada Siklus Termodinamika
1. Cylinder bore
Diameter silinder, dimana piston bergerak, dikenal dengan istilah ”cylinder bore”.
2. Panjang langkah
Piston bergerak di dalam silinder karena rotasi engkol. Posisi paling atas disebut ”titik mati atas” (TMA) dan posisi paling bawah disebut ”titik mati bawah” (TMB). Jarak antara TMA dengan TMB disebut panjang langkah atau langkah/stroke.
3. Volume Clerance
Volume yang ditempati oleh fluida kerja, ketika piston mencapai titik mati atas disebut volume clearance. Biasanya ditulis dengan simbol (vc).
4. Volume Langkah
Volume sapuan oleh piston ketika bergerak antara TMA dan TMB disebut volume sapuan, volume perpindahan atau volume langkah. Secara matematik volume sapuan:
vs = luas penampang piston X panjang langkah 
dimana, d = diameter piston
5. Volume Silinder Penuh
Volume yang ditempati oleh fluida kerja ketika piston berada pada titik mati bawah disebut volume silinder penuh. Secara volume silinder penuh sama dengan jumlah volume clearance ditambah dengan volume sapuan.
6. Rasio Kompresi
Perbandingan volume silinder penuh terhadap volume clearance disebut rasio kompresi. Secara matematis: 
Catatan : Istilah ini juga disebut rasio ekspansi.
7. Tekanan Efektif Rata-rata
Pada kenyataannya, tekanan di dalam silinder berubah-rubah sesuai dengan posisi piston. Untuk memudahkan perhitungan, kita perlu tekanan efektif rata-rata, yang didefinisikan sebagai tekanan konstan yang bekerja pada piston selama langkah kerja, yang akan menghasilkan jumlah kerja yang sama, seperti yang dihasilkan oleh tekanan aktual yang bervariasi, yang dihasilkan selama siklus. Secara matematik, tekanan efektif rata-rata: 
Efisiensi Siklus
Didefinisikan sebagai rasio kerja yang dilakukan terhadap kalor yang disuplai selama siklus. 

Secara matematik, efisiensi siklus:
Karena kerja yang dilakukan selama satu siklus adalah sama dengan kalor yang diberikan dikurangi dengan kalor yang dilepaskan, efisiensi siklus bisa juga dinyatakan:

Catatan: 1. Efisiensi, seperti yang diberikan di atas, adalah efisiensi teoritis siklus. Karena itu disebut juga efisiensi termal teoritis.
2. Tidak memasukkan kerugian-kerugian yang ada pada keadaan sebenarnya ketika mesin sedang berjalan.
3. Untuk membandingkan efisiensi termodinamik siklus, udara diasumsikan sebagai zat kerja di dalam silinder mesin. Selanjutnya, udara diasumsikan mempunyai sifat gas sempurna. Efisiensi yang diperoleh disebut juga sebagai efisiensi standar udara. Atau disebut juga efisiensi ideal.

Jenis-jenis Siklus Termodinamika
Ada banyak siklus termodinamika, namun siklus-siklus berikut termasuk siklus penting yang akan dibahas lebih lanjut.
1. Siklus Carnot.
2. Siklus Stirling.
3. Siklus Ericsson.
4. Siklus Joule.
5. Siklus Otto.
6. Siklus Diesel.
7. Siklus pembakaran dual.

Jumat, 28 Oktober 2011

Siklus Rankine

Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk siklus tenaga uap. Beberapa kesulitan pada siklus Carnot dapat diatasi dengan memanaskan steam di reboiler sampai mencapai kondisi superheated dan mengkondensasikannya secara keseluruhan dikondenser. Hal ini bisa dilihat pada gambar berikut ini :

Siklus Rankine Sederhana
Siklus Rankine ideal tidak melibatkan irreversibel internal dan terdiri dari 4 tahapan proses :
• 1 – 2 merupakan proses kompresi isentropik dengan pompa.
• 2 – 3 Penambahan panas dalam boiler pada P = konstan.
• 3 – 4 Ekspansi isentropik kedalam turbin.
• 4 – 1 Pelepasan panas didalam kondenser pada P = konstan.

Berikut ini lay-out fisik dari siklus Rankine :

layout fisik Siklus Rankine
Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan dikompresi sampai tekanan operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama kompresi isentropik ini melalui sedikit pengurangan dari volume spesifik air. Jarak vertikal antara 1 – 2 pada T – s diagram ini biasanya dilebihkan untuk lebih amannya proses. Air memasuki boiler sebagai cairan terkompresi pada kondisi 2 dan akan menjadi uap superheated pada kondisi 3. Dimana panas diberikan oleh boiler ke air pada T tetap. Boiler dan seluruh bagian yang menghasilkan steam ini disebut sebagai steam generator. Uap superheated pada kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin untuk diekspansi secara isentropik dan akan menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung dengan generator listrik sehingga dihasilkanlah listrik. P dan T dari steam akan turun selama proses ini menuju keadaan 4 dimana steam akan masuk kondenser dan biasanya sudah berupa uap jenuh. Steam ini akan dicairkan pada P konstan didalam kondenser dan akan meninggalkan kondenser sebagai cairan jenuh yang akan masuk pompa untuk melengkapi siklus ini.
Ingat bahwa data dibawah kurva proses pada diagram T – s menunjukkan transfer panas untuk proses reversibel internal. Area dibawah kurva proses 2 – 3 menunjukkan panas yang ditransfer ke boiler, dan area dibawah kurva proses 4 – 1 menunjukkan panas yang dilepaskan di kondenser. Perbedaan dari kedua aliran ini adalah kerja netto yang dihasilkan selama siklus.

Kamis, 27 Oktober 2011

Perpindahan Panas

Download Artikel
                            PDF : Perpindahan Panas


Ada 3 macam jenis perpindahan panas 

1)      PERPINDAHAN PANAS DENGAN CARA KONDUKSI
Yang dimaksud dengan konduksi ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat. Sehingga perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses pendalaman karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi kalor, adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah. Perpindahan panas konduksi dan difusi energi akibat aktivitas molekul Sudah diketahui bahwa tidak semua bahan dapat menghantar kalor sama sempurnanya. Dengan demikian, umpamanya seorang tukang hembus kaca dapat memegang suatu barang kaca, yang beberapa cm lebih jauh dari tempat pegangan itu adalah demikian panasnya, sehingga bentuknya dapat berubah. Akan tetapi seorang pandai tempa harus memegang benda yang akan ditempa dengan sebuah tang. Bahan yang dapat menghantar kalor dengan baik dinamakan konduktor. Penghantar yang buruk disebut isolator. Sifat bahan yang digunakan untuk menyatakan bahwa bahan tersebut merupakan suatu isolator atau konduktor ialah koefisien konduksi terma. Apabila nilai koefisien ini tinggi, maka bahan mempunyai kemampuan mengalirkan kalor dengan cepat. Untuk bahan isolator, koefisien ini bernilai kecil.

Gambar 1. Perpindahan panas konduksi

2)      PERPINDAHAN PANAS DENGAN CARA KONVEKSI
Yang dimaksud dengan konveksi ialah pengangkutan ka1or oleh gerak dari zat yang dipanaskan. Proses perpindahan ka1or secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah T2 dengan Tl>T2. Kini terdapat keadaan suhu tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya. Perpindahan kalor dengan jalan aliran dalam industri kimia merupakan cara pengangkutan kalor yang paling banyak dipakai. Oleh karena konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan ka1or ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus di bawa kesuhu yang sama tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang pertama dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih kecil daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjad sirkulasi, sehingga kalor akhimya tersebar pada seluruh zat.

 Gambar 2. Perpindahan panas konveksi

3)      PERPINDAHAN PANAS DENGAN CARA RADIASI
                        Yang dimaksud dengan pancaran (radiasi) ialah perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu zat ke zat yang lain. Semua benda memancarkan kalor. Keadaan ini baru terbukti setelah suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan kalor radiasi terjadi dengan perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet. Terdapat dua teori yang berbeda untuk menerangkan bagaimana proses radiasi itu terjadi. Semua bahan pada suhu mutlak tertentu akan menyinari sejumlah energi kalor tertentu. Semakin tinggi suhu bahan tadi maka semakin tinggi pula energi kalor yang disinarkan. Proses radiasi adalah fenomena permukaan. Proses radiasi tidak terjadi pada bagian dalam suatu bahan. Tetapi suatu bahan apabila menerima sinar, maka banyak hal yang boleh terjadi. Apabila sejumlah energi kalor menimpa suatu permukaan, sebagian akan dipantulkan, sebagian akan diserap ke dalam bahan, dan sebagian akan menembusi bahan dan terus ke luar. Jadi dalam mempelajari perpindahan kalor radiasi akan dilibatkan suatu fisik permukaan.

Rabu, 26 Oktober 2011

Penukar Kalor

Penukar kalor adalah alat yang berfungsi untuk mengubah temperatur fluida dengan cara mempertukarkan panas dengan fluida lainnya, baik melalui suatu dinding pembatas maupun tanpa dinding pembatas. Mekanisme perpindahan panas dalam penukar kalor berlangsung secara konduksi (pada dinding pipa) dan konveksi (pada aliran fluida kerja). Penukar kalor dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, diantara klasifikasi tersebut adalah berdasarkan arah alirannya dan keringkasannya (compactness). Sebagai contoh : berdasarkan arah aliran, yaitu penukar kalor aliran searah (parallel flow heat exchanger) dan berlawanan arah (counter flow heat exchanger), sedangkan berdasarkan keringkasan, yaitu penukar kalor pipa konsentrik (concentric tube heat exchanger).
a. Penukar kalor aliran searah.
    Aliran fluida yang didinginkan (fluida panas) mengalir searah dengan fluida yang mendinginkan (fluida dingin).
 
Gambar 1 (a) arah aliran fluida, dan (b) perubahan temperatur fluida pada
penukar kalor searah
b. Penukar kalor aliran berlawanan arah
    Aliran fluida yang didinginkan (fluida panas) mengalir berlawanan arah dengan fluida yang mendinginkan (fluida dingin).
 
Gambar 2 (a) arah aliran fluida, dan (b) perubahan temperatur fluida pada
 penukar kalor berlawanan arah

            Dalam sebuah penukar kalor yang diisolasi dengan baik, laju perpindahan panas dari fluida panas sama dengan laju perpindahan panas ke fluida dingin. Sehingga, Qh = Qc