Siklus termodinamika terdiri dari urutan operasi/proses termodinamika, yang berlangsung dengan urutan tertentu, dan kondisi awal diulangi pada akhir proses. Jika operasi atau proses dilukiskan pada diagram p-v, akan membentuk lintasan tertutup. Karena daerah dibawah setiap kurva merupakan kerja yang dilakukan, sehingga kerja netto dalam satu siklus diberikan oleh daerah yang ditutupi oleh lintasan, seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.
Gambar 1. Sebuah siklus termodinamika
Pengetahuan mengenai siklus termodinamika adalah penting di dalam sistem pembangkit tenaga (seperti mesin bensin, diesel, turbin gas, dll). Mesin-mesin ini menggunakan campuran bahan bakar dan udara untuk operasinya. Karena massa bahan bakar yang digunakan sangat kecil bila dibandingkan dengan massa udara, sehingga campuran diasumsikan mengikuti sifat-sifat gas sempurna.
Catatan: Jika udara diasumsikan sebagai zat kerja di dalam silinder mesin, siklus disebut siklus udara.
Asumsi-asumsi pada siklus termodinamika
Analisis pada semua siklus termodinamika (atau siklus udara) didasarkan atas asumsi-asumsi:
1. Gas di dalam silinder mesin adalah gas sempurna, yaitu mengikuti hukum gas dan kalor spesifik konstan.
2. Konstanta fisika gas di dalam silinder mesin adalah sama dengan udara pada temperatur biasa.
3. Semua proses kompresi dan ekspansi adalah adiabatik, dan terjadi tanpa adanya gesekan internal.
4. Panas diberikan dengan adanya kontak antara gas panas dengan silinder pada tempat tertentu selama proses. Dengan cara yang sama panas dibuang dengan adanya kontak antara gas dingin dengan silinder pada tempat tertentu.
5. Siklus dianggap tertutup, dan udara yang sama digunakan kembali untuk mengulangi siklus.
6. Tidak ada reaksi kimia terjadi di dalam silinder mesin.
Klasifikasi Siklus Termodinamika
Siklus termodinamika, secara umum, bisa diklasifikasikan kedalam dua tipe:
1. Siklus reversibel,
2. Siklus irreversibel.
Siklus Reversibel
Sebuah proses, dimana perubahan dalam arah sebaliknya, akan membalik proses seutuhnya, dikenal dengan proses reversibel. Sebagai contoh, jika selama proses termodinamika dari keadaan 1 ke 2, kerja yang dilakukan oleh gas adalah W1-2, dan kalor yang diserap adalah Q1-2. Sekarang jika kerla dilakukan pada gas sebesar W1-2 dan mengeluarkan kalor sebesar Q1-2, kita akan membawa sistem kembali dari keadaan 2 ke 1, proses disebut reversibel.
Pada proses reversibel, seharusnya tidak ada kerugian panas karena gesekan, radiasi atau konduksi, dsb. Siklus akan reversibel jika semua proses yang membentuk siklus adalah reversibel. Maka pada siklus reversibel, kondisi awal dicapai kembali pada akhir siklus.
Siklus Ireversibel
Sebagaimana telah disebut di atas bahwa jika perubahan dalam arah sebaliknya, akan membalik proses seutuhnya disebut sebagai proses reversibel. Tetapi jika perubahan tidak membalik proses, maka disebut proses ireversibel. Pada proses ireversibel, terjadi kerugian panas karena gesekan, radiasi atau kondukDalam keadaan di lapangan, sebgai besar proses adalah ireversibel. Penyebab utma ireversibel adalah : (1) gesekan mekanik dan fluida, (2) ekspansi tak tertahan, (3) perpindahan panas dengan perbedaan temperatur tertentu. Lebih jauh, gesekan akan merubah kerja mekanik menjadi panas. Panas ini tidak bisa dirubah kembali dalam jumlah yang sama ke dalam kerja mekanik. Sehingga jika ada gesekan di dalam proses maka proses adalah ireversibel. Sebuah siklus adalah ireversibel jika ada proses ireversibel pada proses-proses pada siklus tersebut. Maka pada siklus ireversibel, kondisi awal tidak didapati pada akhir siklus.
Reversibilitas Proses Termodinamika
1. Isothermal dan Adiabatik
Perlu dicatat bahwa proses atau siklus penuh adalah hal yang ideal. Dalam keadaan sebenarnya, operasi isotermal atau adiabatik lengkap tidak dicapai. Namun demikian keadaan ini bisa diperkirakan. Alasan dari hal tersebut adalah tidak mungkin mentransfer kalor pada temperatur konstan pada operasi isotermal. Lebih jauh, adalah tidak mungkin membuiat silinder non-konduksi pada proses adiabatik. Pada keadaan sebenarnya, proses isotermal bisa dicapai jika proses begitu lambat sehingga kalor yang diserap atau dilepaskan pada laju dimana temperatur tetap konstan. Dengan cara yang sama, proses adiabatik bisa dicapai jika proses terjadi dengan sangat cepat sehingga tidak ada waktu bagi kalor untuk masuk atau meninggalkan gas.
Dengan pandangan tersebut, proses isotermal dan adiabatik dianggap sebagai proses reversibel.
2. Volume konstan, tekanan konstan dan pvn konstan
Kita tahu bahwa temperatur benda panas, yang memberikan panas, tetap konstan selama proses, temperatur zat kerja akan bervariasi ketika proses berlangsung. Dalam pandangan ini, ketiga operasi di atas adalah ireversibel. Tetapi hal ini bisa dibuat mendekati reversibilitas dengan memanipulasi temperatur benda panas bervariasi sehingga pada setiap tingkatan temperatur zat kerja tetap konstan.
Dalam hal ini, proses volume konstan, tekanan konstan dan pvn konstan dianggap sebagai proses reversibel.
3. Throttling
Proses ini adalah ireversibel, karena selalu ada kerugian kalor karena gesekan ketika zat kerja melewati orifis yang sempit.
Hubungan antara Siklus dan Mesin
Dalam pelajaran teori mesin kalor, diasumsikan bahwa fluida kerja digunakan berulang-ulang di dalam silinder. Kita sebut bahwa fluida melakukan satu siklus ketika fluida tersebut melalui berbagai proses yang berbeda dan kembali ke keadaan awal.
Namun fluida kerja pada mesin sebenarnya tidak mengalami siklus penuh, dan beroperasi pada siklus terbuka. Tetapi untuk kesederhaan analisis, kita mempelajarinya sebagai sebuah siklus tertutup (siklus ideal), dimana mendekati keadaan siklus terbuka.
Kerja Mesin Ideal
Gambar 2. kerja mesin ideal
Mesin ideal bisa didefinisikan sebagai suatu peralatan yang menghasilkan kerja (yaitu tenaga) secara kontinyu dengan bantuan fluida kerja, dimana fluida kerja mengalami proses siklik. Hal ini dilakukan dengan bantuan piston dan silinder seperti ditunjukkan Gambar 2.
Pada umumnya, susunan piston dan silinder sebuah mesin ideal disusun oleh siklus dari proses-proses berikut:
1. Udara di silinder dipanaskan dengan bantuan sumber eksternal yang akan menaikkan temperatur dan tekanan udara tersebut.
2. Udara berekspansi karena tekanan dan temperatur yang lebih tinggi. Sebagai hasilnya, kerja dihasilkan oleh gas.
3. Udara kemudian membuang sebagian panas ke sumber eksternal. Kemudian udara kembali ke keadaan awal.
4. Udara kemudian di kompresi di dalam silinder. Untuk itu kerja dilakukan oleh udara.
Istilah-istilah Penting pada Siklus Termodinamika
1. Cylinder bore
Diameter silinder, dimana piston bergerak, dikenal dengan istilah ”cylinder bore”.
2. Panjang langkah
Piston bergerak di dalam silinder karena rotasi engkol. Posisi paling atas disebut ”titik mati atas” (TMA) dan posisi paling bawah disebut ”titik mati bawah” (TMB). Jarak antara TMA dengan TMB disebut panjang langkah atau langkah/stroke.
3. Volume Clerance
Volume yang ditempati oleh fluida kerja, ketika piston mencapai titik mati atas disebut volume clearance. Biasanya ditulis dengan simbol (vc).
4. Volume Langkah
Volume sapuan oleh piston ketika bergerak antara TMA dan TMB disebut volume sapuan, volume perpindahan atau volume langkah. Secara matematik volume sapuan:
vs = luas penampang piston X panjang langkah
dimana, d = diameter piston
5. Volume Silinder Penuh
Volume yang ditempati oleh fluida kerja ketika piston berada pada titik mati bawah disebut volume silinder penuh. Secara volume silinder penuh sama dengan jumlah volume clearance ditambah dengan volume sapuan.
6. Rasio Kompresi
Perbandingan volume silinder penuh terhadap volume clearance disebut rasio kompresi. Secara matematis:
Catatan : Istilah ini juga disebut rasio ekspansi.
7. Tekanan Efektif Rata-rata
Pada kenyataannya, tekanan di dalam silinder berubah-rubah sesuai dengan posisi piston. Untuk memudahkan perhitungan, kita perlu tekanan efektif rata-rata, yang didefinisikan sebagai tekanan konstan yang bekerja pada piston selama langkah kerja, yang akan menghasilkan jumlah kerja yang sama, seperti yang dihasilkan oleh tekanan aktual yang bervariasi, yang dihasilkan selama siklus. Secara matematik, tekanan efektif rata-rata:
Efisiensi Siklus
Didefinisikan sebagai rasio kerja yang dilakukan terhadap kalor yang disuplai selama siklus.
Karena kerja yang dilakukan selama satu siklus adalah sama dengan kalor yang diberikan dikurangi dengan kalor yang dilepaskan, efisiensi siklus bisa juga dinyatakan:
Catatan: 1. Efisiensi, seperti yang diberikan di atas, adalah efisiensi teoritis siklus. Karena itu disebut juga efisiensi termal teoritis.
2. Tidak memasukkan kerugian-kerugian yang ada pada keadaan sebenarnya ketika mesin sedang berjalan.
3. Untuk membandingkan efisiensi termodinamik siklus, udara diasumsikan sebagai zat kerja di dalam silinder mesin. Selanjutnya, udara diasumsikan mempunyai sifat gas sempurna. Efisiensi yang diperoleh disebut juga sebagai efisiensi standar udara. Atau disebut juga efisiensi ideal.
Jenis-jenis Siklus Termodinamika
Ada banyak siklus termodinamika, namun siklus-siklus berikut termasuk siklus penting yang akan dibahas lebih lanjut.
1. Siklus Carnot.
2. Siklus Stirling.
3. Siklus Ericsson.
4. Siklus Joule.
5. Siklus Otto.
6. Siklus Diesel.
7. Siklus pembakaran dual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar