Powered By Blogger

Senin, 31 Oktober 2011

Menejemen Perawatan

Download Artikel
                  PDF Menejemen Perawatan
  Perawatan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan perlakuannya dalam suatu pabrik atau perusahaan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai perawatan.
1. Pengertian perawatan (Maintenance)
            Maintenance (merawat, menjaga, memelihara) adalah kombinasi dari manajemen, keuangan, perekayasaan dan kegiatan lain yang diterapkan bagi asset fisik untuk mndapatkan biaya siklus hidup ekonomis; hal yang berhubungan dengan spesifikasi dan rancangan untuk keandalan serta mampu-peliharaan pabrik, mesin-mesin, peralatan, bangunan, struktur, dengan instalasinya, pengetesan, pemeliharaan, modifikasi dan penggantian dan dengan umpan balik untuk rancangan, untuk kerja dan biaya.
            Masalah perawatan mempunyai kaitan erat dengan tindakan pencegahan dan perbaikan. Tindakan tersebut dapat berupa:
·         Pemeriksaan (Inspection), yaitu tindakan yang ditunjukkan untuk sistem atau mesin untuk mengetahui apakah sistem berada pada kondisi yang diinginkan.
·         Service, yaitu tindakan yang bertujuan untuk menjaga suatu sistem atau mesin uang biasanya telah diatur dalam buku petunjuk pemakain mesin.
·         Penggantian komponen, yaitu tindakan penggantian komponen-komponen yang rusak atau tidak memenuhi kondisi yang diinginkan. Kondisi ini mungkin dilakukan secara mendadak atau dengan perencanaan pencegahan terlebih dahulu.
·         Overhaul, yaitu tindakan besar-besaran yang biasanya dilakukan pada periode tertentu.
Permasalahan perawatan umumnya didekati dengan model matematis yang merepresentasikan permasalahan tersebut. Dengan pendekatan ini diharapkan pengambilan keputusan dalam permasalahan perawatan akan dapat mengurangi proporsi pertimbangn yang subyektif.
2. Tujuan Perawatan
            Tujuan perawatan atau maintenance yang utama adalah sebagai berikut
  • Untuk memperpanjang usia kegunaan asset yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya.
  • Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return on investment) semaksimum mungkin
  • Untuk menjamin ketersediaan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadaman, kebakaran dan penyelamatan, dan lain-lain.
  • Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut
  • Untuk menjamin kontinuitas dari kualitas.
3. Factor yang mendukung kegiatan perawatan
Kegiatan perawatan dapat dilakukan dengan efektif, jika factor-faktor yang mendukungnya terpenuhi, yaitu:
  • Adanya ketersediaan komponen pengganti (spare part) pada saat yang dibutuhkan. Persediaan komponen diperlukan baik untuk perawatan, pencegahan, ataupun perawatan perbaikan.
  • Adanya pedjadwalan untuk aktifitas perawatan.
  • Tesedianya biaya perawatan yang sesuai dengan kondisi yang ada.
  • Adanya tenaga pelaksana perbaikan yang mempunyai ketrampilan yang memenuhi syarat
  • Tersedia prasarana fasilitas perawatan yang memadai.
3. Macam-Macam Perawatan
Dalam kegiatannya, perawatan (maintenance) dapat dibagi menjadi perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Klasifikasi jenis-jenis perawatan adalahsebagai berikut:

3.1  Preventive Maintenance ( PM )
Preventive maintenance adalah tindakan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala sesuai dengan anjuran pada Instruction Manual atau pengalaman manejemen maintenance terhadap equipment yang bersangkutan. Misalnya, penggantian oli yang dilakukan setiap 6 bulan atau penggantian grease setiap 8000 running hours, penggantian bucket gas turbine setiap 12000 running hours dst-nya. Contoh sederhana lainnya adalah kita setiap 2000 KM akan melakukan penggantian oli mesin mobil dan pada 10.000 KM ganti oli transmisi, dll, tanpa kita pernah memeriksa jangan-jangan olinya masih bagus. Sehingga bisa cukup sampai 3000 KM, atau malah jangan-jangan karena kondisi operasi dan lingkungan 2000 km kondisi oli sudah benar-benar jelek (ke basa-an sudah turun drastis, kekentalan naik, kontaminasi air, dll), sehingga seharusnya 1000 KM harus sudah ganti. Pertimbangan- pertimbangan itu tidak pernah diambil. Preventive maintenance hanya rutin fungsi waktu operasi saja.
Dalam manajeman maintenance, maka akan sangat baik bila semua aktifitas itu dapat direncanakan sebelumnya dengan matang sebelum dikerjakan. Preventive maintenance secara teratur, kadang tidak dapat mencegah pekerjaan maintenance, perbaikan secara mendadak (Emergency Work),  tanpa terencana akibat kerusakan mendadak dari mesin. Hal ini  karena Preventive maintenance hanya bekerja pada basis waktu tanpa pernah mengamati kondisi mesin. Emergency Work ini sangat dihindari karena membutuhkan biaya yang sangat besar (tenaga lembur, shutdown yang lama karena kurang spare part, tenaga ahli sedang cuti, waktu produksi terganggu lama, dll). Emergency ini harus dihindari, dan karena aktifitas rutin saja tidak bisa secara efektif mencegahnya maka diperlukan aktifitas pemantauan kondisi mesin untuk memprediksi kondisi mesin. Sehingga sebelum terjadi kerusakan, dapat dipersiapkan/direncanakan aktifitas antisipasinya. Sehingga itu menjadi aktifitas yang memang terencana (Planned Work), dengan demikian diharapkan waktu shutdown  bisa diminimalkan karena semuanya dipersiapkan dengan matang.
3.2 Predictive Maintenance (PdM)
Jika dilihat dari aktifitas perbaikannya Predictive Maintenance ( PdM ) adalah termasuk pekerjaan yang dikerjakan setelah melalui perencanaan dengan baik berdasar kondisi mesin  dan tidak semata-mata karena telah dijadwalkan ( planned but not scheduled ), dan dari sisi aktifitas perbaikan maka pm konservatif adalah aktifitas yang di eksekusi karena telah dischedulkan (planned and scheduled). maintenance yang baik tentu akan menurunkan jumlah emergency shutdown untuk repair dengan cara menaikkan repair pm dan repair pdm yang berarti kedua jenis aktifitas itu telah direncanakan.
            Inti dari PdM adalah pemantauan kondisi mesin (Condition Monitoring), hal ini  bisa berupa pemantauan getaran mesin, pemantauan kondisi oli, pemantauan parameter proses mesin, dll.  dalam kondisi normal, aktifitas pemantauan kondisi ini dapat dijadwalkan secara rutin seperti halnya kegiatan preventive maintenance (PM) rutin lainnya. Hal ini yang membuat kadang-kadang Predictive Maintenance (PdM) ini diletakkan di dalam Preventive Maintenance (PM). Periode aktifitas maintenance secara bersamaan dapat diatur sesuai kondisi mesin, jika kecenderungan kondisi mesin menuju kondisi yang lebih buruk, maka aktifitas maintenance secara bersamaan biasa diperseringkat sambil merencanakan waktu shutdown yang tepat untuk perbaikan  dengan mempertimbangkan faktor sumber daya manusia (SDM), beban produksi, ketersedian spare part, dll. Jadi dalam perkembangannya, Preventive Maintenance ini tidak lagi hanya merupakan suatu pekerjaan rutin (scheduled) tetapi pm adalah benar-benar aktifitas maintenance untuk mencegah terjadinya kerusakan mesin.
3.3 Korektif maintenance
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.  Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
Dalam literatur yang lain bentuk perawatan dapat dikelompokkan menjadi
Bentuk-bentuk Perawatan
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:
1. Availability
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.
2. Downtime
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
3. Check:
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility Register
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance management
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.
6. Maintenance Schedule
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance planning
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima.
10. User
Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner
Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.

13. Efisiensi:
 14. Trip
Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
15. Shut-in:
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
16. Shut-down:
Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.
Contoh perawatan pada AC mobil.
Berkendaraan Mobil akan terasa nyaman, jika penyejuk udara (AC) bekerja sempurna. Sudah menjadi suatu kebutuhan apalagi dikota besar seperti Jakarta kalau AC ngadat atau tak dingin, keadaan pun jadi serba salah kaca jendela kalau dibuka, masalah keamanan, debu dan asap kendaraan akan masuk, namun jika ditutup ruangan akan terasa panas dan pengap, gangguan pada AC biasanya lantaran kurang perawatan. Tips berikut ini dapat membantu Anda melakukan perawatan AC sendiri sebelum kondisi AC menjadi rusak berat:
  1. Jagalah selalu kebersihan kabin dari debu dan kotoran. Terutama karpet 2 lembar yang didepan karena akan tersedot kedalam evaporator (lembab) sehingga terjadi jamur dan spora sangat tidak baik buat kesehatan, dan menimbulkan bau yg tidak enak bila pertama kali AC dihidupkan.
  2. Saat mencuci mobil, buka kap mesinnya dan semprotkan air yang kencang pada bagian Condensor AC (yang bentuknya mirip radiator dan biasanya terletak didepan radiator) kotoran atau debu yang menempel bila dibiarkan akan mengeras bisa mengakibatkan korosi atau keropos sehingga menjadi bocor pada bagian kondensor.
  3. Memilih tempat parkir yang teduh jika parkir kendaraan dalam waktu yang cukup lama, Karena kalau di tempat panas biasanya pas pengemudi masuk, ruang dalam cukup panas dan mengakibatkan membutuhkan proses pendinginan yang lama. Selain itu beban pendinginan saat mobil berjalan pun ikut tinggi.
  4. Perisalah ExtraFan (kipas) yang didepan Condensor apakah hidup bila Ac dihidupkan. Bila tidak segera ganti, akan mengakibatkan Compressor rusak atau selang high press bisa meledak.
  5. Jangan merokok di dalam mobil karena asapnya bisa mengotori Evaporator nikotinnya yang lengket dan berlendir serta menimbulkan bau tak sedap dan susah hilang.
  6. Jangan memaksimalkan beban AC saat kendaraan melaju kencang dengan menurunkan temperaturnya.
  7. Sebelum menghidupkan mesin matikan AC terlebih dahulu, sesudah mesin stabil baru hidupkan AC. Begitupun sebaliknya, matikan AC terlebih dahulu bila mau matikan mesin.
  8. Jangan memakai pengharum wewangian yang mutunya kurang jelas, akan menimbulkan bau dan susah dibersihkan. Dan jangan memakai pengharum model colok ke grill sebab sering terjadi patah. (karena sebagian Grill susah dapat dibeli dipasaran).
  9. Kalau ada gejala yang tidak biasa seperti AC kurang dingin lebih baik segera ke bengkel specialist ac mobil, agar tidak terlanjur rusak yang mengakibatkan biaya tinggi.
Lakukan perawatan rutin AC. Sangat disarankan setahun sekali, yang perlu diganti Receiver Dryer, Oil Compressor, services Blower, Evaporator, kuras Condensor dan Freon. Perawatan rutin di samping memperpanjang fungsi Componen AC menjadi lebih lama, juga akan membuat udara segar yang berembus selalu segar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar